12.31.2013

And Life Must Go On

Halo!
Ini adalah post pertama gua setelah resmi menjadi mahasiswa. Sekarang gua adalah salah satu mahasiswa Arsitektur di institusi yang kata orang sih terbaik di Indonesia yang ada di Depok. Well, setelah 1 semester kuliah, gua sadar kalau kuliah itu ga seenak yang selama ini gua bayangkan. Kalau boleh balik lagi ke SMA, mungkin gua akan pilih balik lagi ke SMA.

Bohong kalau gua bilang selama sekitar 6 bulan ini gua fine-fine aja. Tekanan dari sana-sini, keadaan yang beda banget sama Smansa, deadline tugas-tugas yang rasanya bikin 24 jam sehari pun ga cukup, rangkaian kegiatan mahasiswa baru (well, karena gua kuliah arsitektur ‘kemasan’ pembinaannya pun sedikit berbeda) akhirnya bikin gua tumpah juga, bukan tumpah secara harfiah ya. Bahkan ada saat ketika gua sedang benar-benar muak dengan semuanya karena tekanan yang ngga abis-abis gua pun bolos kuliah dengan alasan sakit. Well, pada saat itu gua emang lagi sakit, ga enak badan tepatnya, tapi kalo gua mau maksain untuk tetep ngampus gua juga kuat tapi karena dasarnya gua muak akhirnya gua memutuskan untuk ga berangkat ke Depok pagi itu. Puncaknya gua pernah hampir nangis di kereta karena gamau balik ke Depok. Gua pun beberapa kali mengalami Smansa Sick (bahkan pengaruh sekolah kotak sabun itu sebesar ini). Itu juga yang sempet bikin gua kembali merenung kenapa gua dulu memilih berada disini dan beberapa kali membuat gua berpikir untuk kembali mecoba mencari tempat yang lebih baik. Entah di fakultas orange atau putih. Tapi mengingat uang yang sudah dikeluarkan bokap-nyokap dan otak yang belum tentu kuat kalau harus nyoba SBMPTN gua pun mencoba mengikhlaskan buat tetep kuliah disini.

Dunia perkuliahan emang keras. Jangan percaya sama FTV yang suka ditayangin sama TV swasta. Di FTV kuliah cuma ‘haha-hihi’ aja. Itu pembohongan publik, men! Gambaran kuliah gimana mungkin bisa lu liat di akun twitter macem yeahmahasiswa dan kawan-kawannya (walaupun gua akui emang terkadang berlebihan). Gua sendiri-pun merasakan kerasnya dunia perkuliahan terlebih setelah gua pikir-pikir keadaan SMA gua teramat sangat homogen dibandingkan dengan kondisi di kampus gua. Beberapa hal yang beda banget sama SMA:

1.       Jauh dari rumah
Well, Bogor-Depok bisa ditempuh dengan kereta dalam waktu kurang lebih setengah jam aja sebenernya tapi berhubung Commuter Line pagi dan sore penuhnya bisa bikin badan kempes gua pun memutuskan untuk ngekost. Tapi… Lagi-lagi namanya ngga tinggal di rumah sendiri bikin gua ngga nyaman. Apalagi kost-an gua yang sepinya kayak kuburan ditambah kamar yang ada di pojok bikin kamar jadi sumpek. Akhirnya gua lebih sering di luar kost-an. Entah main ke kost orang atau makan malem diluar sambil ngobrol ngalor ngidul.

2.      Waktu kuliah yang bebas
Karena bebas inilah lu harus bikin dan pinter-pinter nentuin skala prioritas. Belajar bagi waktu. Jujur, gua sendiri masih suka keteteran. Gua pernah dengan bodohnya ketiduran pas di kost-an pas lagi istirahat sampai studio udah bubar gua baru bangun dan dengan panik lari berdua balik ke studio. Gua juga pernah telat masuk kelas 45 menit gara-gara nonton Catching Fire di Margo terus makan di kantin Pocin. Tapi itu jangan ditiru.

3.       Temen
Ini yang susah banget menurut gua. Karena gua nyari temen yang bener-bener cocok. Yang bisa ngerti keadaan kita. Mungkin kalau gua hanya mencari temen ‘say hi’ aja bakal lebih gampang. Tapi apa gunanya temen kayak gitu. Sampai sekarang gua masih percaya kalau temen itu adalah salah satu hal yang bisa jadi pengaruh besar buat lu dan itu yang gua butuhkan untuk tetep tahan disini selama 4 tahun. Gua sendiri butuh waktu yang cukup lama buat klop sama ‘lingkaran’ yang sekarang dan mereka juga ga banyak-banyak banget. Yang emang deket banget ada 4 orang, yang emang selalu bareng. Yang deket aja lumayan lebih banyak. Gua sudah merasa cukup nyaman sih sama mereka dan mereka juga orang-orang yang menyenangkan menurut gua. Sama begonya, sama gilanya. Tapi, sampai sekarang, gua belum bener-bener merasa klop sama keseluruhan temen-temen satu departemen. Gua sendiri menganggap itu wajar kerena lu ga bisa senang dengan semua orang bukan? Sama aja kayak lu yang ga bisa menyenangkan semua orang. Gua udah bilang kan kalau keadaan disini sangat heterogen. Beda banget sama Smansa. Dulu kalau ada masalah atau beda pendapat sama orang, gua pasti masih bisa menyelesaikan masalahnya karena pada dasarnya sifatnya ga beda jauh satu sama lain. Sekarang, karena sifat dan latar belakang yang berbeda, makin susah. Cara pandangnya berbeda. Masalah yang timbul juga makin beragam.


1 semester udah beres. Gua tinggal nunggu nilai keluar di SIAK-NG. Target gua yang lulus dari sini dalam 4 tahun sudah terlewati 1/8-nya. Well, gua-pun pasti akan terus mengeluh. Manusia ga akan pernah puas kan? Tapi gua berharap seiring berjalannya waktu, intensitas mengeluh gua akan berkurang. Semoga dengan berjalannya waktu, gua akan bisa lebih banyak bersyukur dan belajar untuk menjadi dewasa. Semoga kedepannya gua bisa lebih bermanfaat. Semoga nantinya gua bisa kembali menjadi pemimpi dengan semangat yang sama dengan ketika gua berharap mendapatkan 1 tempat disini. Semoga gua tidak hanya menjadi seonggok daging bernama. Selamat menempuh kehidupan semester 2, Bil! Selamat datang studio-studio penyita waktu dan malam-malam panjang penuh tugas (red: Tekomars) dan selamat menikmati tahun ke-19 hidup, Bil J

1.22.2013

Miris

Case #1
P: "Bil, gua pengen rapihin binder deh."
Q: "Gua sih lagi pengen benrin hidup, Pyc."
P: " Aduh. RT!!!!"

Case #2
D: "Bil, semangat ya! Lu lebih pinter kali dari dia. Pasti lu bisa kok, do'anya yang banyak kan lu sedang didzalimi Bil."
Q: "Tapi rapot udah keluar dan yang diliat kan nilai rapot dan walaupun kata lu gua lebih pinter dari dia juga kenyataannya nilai dia juga lebih gede dari gua kali walaupun gatau deh nilainya darimana. Sekarang mah realistis aja, Dar. Udah ga mungkin juga gua diterima."
P: "Ini tuh masa dimana money talks better than brain."
Q: "Nah!"

Case #3
T: "Yaelah bil! Lu takut sama dia kayak gak bertuhan aja lu. Takut mah sama Allah, jangan sama orang kayak gitu. Lu tuh kalah sebelum berperang bil namanya. Nah berhubung gua bertuhan dan takut sama Allah gua mau solat dulu ye!"
Q, P, D, A: "................................."

1.05.2013

The Pain of Growing Up


... is when you realize that everything has changed.


When you realize the world is cruel.
When you realize everything has changed and even yourself has changed too.
When everything is not same as they used too.
When you finally understand and know the things that you think it's better if you don't know and understand at all.
When your friends finally go on their own way alone and you're just seeing or watching them gone by the time passed.




P.S:
Happy New Year! I know it's late but it's better than nothing rite?
This year gonna be a tough one and I have to struggle and win over the SNMPTN thing
To 2013, please be my year! O:)